KASIH AYAH

26 Apr

Berbicara tentang kasih orang tua pada anak, maka tokoh utama dalam bahasan tersebut sudah dapat dipastikan adalah seorang ibu. Tak ketinggalan juga quote yang mengatakan, “kasih ibu sepanjang jalan kasih anak sepanjang gala”. Memang tak dapat disangkal bahwa tak ada yang bisa menandingi kasih seorang ibu, terlepas dari kisah-kisah kejam beberapa ibu yang rela membuang bayinya di tempat sampah atau mengeksploitasi balitanya untuk mengemis di pinggir jalan.

Dari pagi bangun tidur sampai malam menjelang tidur, ibu lah yang memegang kendali atas seluruh kegiatan dan keperluan anak. Ibulah yang mengasuh anak, mengajak bermain, mengantar sekolah/les, mendongeng dan semuanya dan semuanya. Luar biasa memang peran seorang ibu.

Lalu dimanakah peran ayah? Apakah kasih sayang ayah tak perlu diperhitungkan dalam kehidupan anak-anaknya? Apakah seorang ayah hanya ditampilkan sebagai sosok yang cool, penuh wibawa, berangkat pagi pulang sore karena wajib bekerja keras untuk memenuhi nafkah keluarganya?

Sering tak terlintas di benak kita, bahwa seperti besarnya kasih ibu pada kita, begitu juga sebenarnya dengan ayah. Dia berikan seluruh hidupnya untuk kebahagiaan kita, anak-anaknya, itu pasti. Apapun yang dia lakukan, dengan “cara” yang dia pandang baik, adalah karena dia ingin anak-anaknya memiliki hidup yang lebih baik darinya, dia ingin melihat anak-anaknya mendapatkan pendidikan yang jauh lebih baik dari dirinya. Dia tak akan pernah berhenti berusaha membuat anak-anaknya bahagia, bahkan ketika kita mengecewakan hatinya

Masih ingat tidak, bagaimana dia memarahi kita habis-habisan saat terjatuh dari sepeda. Sudah kaki luka dan berdarah, bukannya disayang-sayang (perlakuan yang biasa kita dapatkan dari Ibu), malah omelan yang kita terima. Itu karena dia terlalu mengkhawatirkan keadaan kita, tapi dia tidak tahu bagaimana mengungkapkan perasaannya.

Pernah juga khan dengan teganya dia berkata, “Tidak!” waktu kita merengek minta sesuatu (mainan/gadget) seperti yang semua teman-teman kita punya. Apa itu karena dia tidak sayang?-Bukan!!! Dia melihat itu belum begitu bermanfaat buat kita (waktu itu), selain dia juga ingin mengajar agar kita tahu me-manage berkat Tuhan dengan bijak. Membeli yang kita butuhkan bukan yang kita inginkan. Tapi tidak jarang, sebenarnya, dia merasa sangat bersalah dan sedih ketika dia tidak bisa membuat anaknnya tersenyum, karena dia belum mampu memenuhi apa yang kita butuhkan.

Ayah adalah orang yang selalu mengingatkan kita soal kedisiplinan dan tanggung jawab. Dia akan marah besar ketika kita pulang tidak tepat waktu seperti yang kita janjikan. Apakah dia tidak suka melihat kita bergaul, menikmati masa muda and having fun dengan teman-teman? Oooo…. dia adalah orang pertama yang paling bahagia dan bangga melihat his beloved baby is growing up. Dia hanya terlalu sangat mengkuatirkan keselamatan kita, sampai dia rela meninggalkan semua kegiatan yang lain hanya untuk menunggu dan memantau kegiatan kita dari jauh, tanpa mengganggu waktu kebersamaan kita hang out dengan teman-teman. He is like a guardian angel buat anaknya

Di lain kesempatan, ayah terkesan sangat cuek dan acuh, ketika kita menyampaikan gagasan dan ide-ide baru kita, dan ini membuat kita merasa seperti tidak di dukung. Sebenarnya, dengan seksama dia memperhatikan point demi point yang kita sampaikan. Sejauh dia anggap itu baik, maka dia akan diam, karena dia ingin kita belajar bertanggung jawab atas hidup kita sendiri. Tapi saat kita ‘jatuh’, dia adalah orang pertama yang akan membantu kita untuk bangkit lagi

Ada sahabat yang waktu itu hendak berangkat study ke luar negeri. Saat pamit di bandara, sang ayah terlihat kaku memeluk anaknya, sambil berucap pendek,”Hati-hati di sana”. Terlihat jelas, sebenarnya dia menahan sesak di dada, menahan tangis. Berat baginya untuk melepas anaknya pergi jauh dari pandangannya. Dia hanya berusaha agar tidak terlihat lemah. Hari-hari berikutnya aku melihat ayah tadi seperti orang yang ‘kehilangan’, keluar masuk rumah bingung, tak tahu harus berbuat apa. He really missed his “baby”. Setiap kali ayahlah yang mengingatkan ibu untuk menanyakan kabar anaknya. Ayah terlalu mengasihi anaknya

 

Apapun keadaannya, tidak ada Ayah yang tidak menyayangi anaknya.Walaupun kita selalu mendengar bahwa surga ada di telapak kaki ibu, tapi sikap dan perlakuan kita kepada ayah juga sangat menentukan kebahagiaan kita. “Hai anak-anak, taatilah  orang tuamu di dalam Tuhan, karena haruslah demikian. Hormatilah ayahmu dan ibumu–ini adalah suatu perintah yang penting, seperti yang nyata dari janji ini, supaya kamu berbahagia dan panjang umurmu di bumi”, kata seorang rasul Tuhan

So guys, yuk kita selalu mendengarkan didikan ayah dan jangan pernah menyia-nyiakan ajaran ibu. For sure you will be richly blessed in all the way you have.

Tinggalkan komentar